Rabu 16 Mar 2022 16:47 WIB

Sebanyak 25 Bencana Landa Kuningan dalam Tiga Hari

Rata-rata bencana akibat meluapnya Sungai Cisanggarung yang memicu banjir-longsor.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Agus Yulianto
Jalan penghubung Kabupaten Majalengka dengan Kuningan di Blok Cipadung, Kecamatan Cikijing, Kabupaten Majalengka masih diperbaiki akibat longsor. (Ilustrasi)
Foto: Fuji E Permana
Jalan penghubung Kabupaten Majalengka dengan Kuningan di Blok Cipadung, Kecamatan Cikijing, Kabupaten Majalengka masih diperbaiki akibat longsor. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN -- Sebanyak 25 kejadian bencana terjadi dalam tiga hari di Kabupaten Kuningan. Masyarakat diminta untuk waspada, terutama yang bermukim di lokasi rawan bencana.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan, Indra Bayu Permana, menyebutkan, sebanyak 25 kejadian bencana yang sudah terlaporkan itu terjadi pada 13, 14, 15 Maret 2022. Dari jumlah tersebut, rata-rata diakibatkan meluapnya Sungai Cisanggarung hingga memicu banjir dan longsor pada permukiman warga di sekitar bantaran sungai tersebut.

Indra mengimbau, masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan menyusul masih tinggiinya intensitas hujan. Hal itu terutama di daerah-daerah yang secara pemetaan berada di kawasan rawan bencana, seperti di lereng bukit dan bantaran sungai.

"Untuk daerah-daerah yang secara pemetaan berada di kawasan rawan bencana, perlu diwaspadai dan diantisipasi oleh semua pihak, termasuk masyarakat," kata Indra, Rabu (16/3).

Kewaspadaan itu terutama harus dilakukan jika terjadi hujan yang terus menerus selama dua jam lebih.

Imbauan senada juga disampaikan Wakil Bupati Kuningan, M Ridho Suganda. Dia mengatakan, seiring masih tingginya intensitas hujan, maka masyarakat harus waspada.

"Di Kabupaten Kuningan saat ini intensitas hujannya masih cukup tinggi. Saya minta seluruh masyarakat agar selalu waspada, terutama masyarakat yang pemukimannya berada di lokasi rawan bencana," ujar Ridho.

Pihaknya hingga kini terus melakukan upaya penanggulangan bencana. Mulai dari mengidentifikasi wilayah rawan bencana, hingga memberikan bantuan kepada masyarakat terdampak bencana.

"Mudah-mudahan masyarakat juga mau bekerja sama dengan tidak melakukan pembangunan di titik-titik rawan bencana, seperti di bantaran sungai dan titik lainnya yang tidak diperuntukan bagi pembangunan,’’ tandas Ridho. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement