REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU — Masyarakat menyerbu agenda pasar murah yang digelar di Pasar Losarang, Kabupaten Indramayu, Rabu (4/1/2023). Agenda pasar murah ini menyediakan sejumlah bahan pokok dalam bentuk paket yang harganya disebut lebih murah dari pasaran.
Berdasarkan pantauan Republika, warga sampai berdesak-desakan untuk bisa membeli paket bahan pokok itu. Padahal panitia sebelumnya sudah membagikan kupon kepada warga yang menjadi sasaran pasar murah ini. Dalam waktu sekitar lima menit, paket bahan pokok sudah ludes.
Paket bahan pokok yang disediakan pada pasar murah kali ini berisi lima kilogram beras, serta minyak goreng dan gula pasir masing-masing setengah kilogram. Paket bahan pokok itu dijual dengan harga Rp 49.500 per paket.
Salah satu warga, Sangeri (46 tahun), mengaku senang bisa membeli bahan pokok saat pasar murah. “Harganya lebih murah (dari pasaran),” ujar warga Desa Rajaiyang, Kecamatan Losarang, itu.
Bupati Indramayu Nina Agustina mengatakan, kegiatan pasar murah ini dilaksanakan secara serentak di seluruh kecamatan wilayah Kabupaten Indramayu. “Totalnya ada 20.495 paket sembako (yang dijual),” kata dia.
Menurut Nina, pasar murah ini digelar untuk membantu menstabilkan harga komoditas kebutuhan pokok di pasaran, sekaligus untuk mengendalikan laju inflasi.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Bank Indonesia Kantor Perwakilan Cirebon Hestu Wibowo mengatakan, pasar murah ini merupakan salah satu program Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) untuk mengendalikan laju inflasi.
Lewat pasar murah ini juga diharapkan membantu masyarakat untuk mendapatkan sejumlah bahan pokok dengan harga lebih terjangkau. “Alhamdulillah, hari ini bersama dengan Pemda Indramayu kita menyelenggarakan pasar murah,” kata Hestu.
Menurut Hestu, laju inflasi daerah di wilayah Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan) terbilang masih terkendali. Salah satu faktornya, kata dia, sejumlah daerah di wilayah Ciayumajakuning merupakan produsen atau sumber produksi bahan pokok. Seperti Indramayu dengan produksi berasnya, serta Majalengka dan Kuningan dengan komoditas cabainya.