Kamis 23 Mar 2023 17:52 WIB

Longsor di Salawu, Lalu Lintas Jalan Garut-Tasikmalaya Terganggu

Longsor berdampak terhadap rumah makan dan ruas jalan Garut-Tasikmalaya.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Irfan Fitrat
Petugas melakukan pembersihan material sisa longsor yang berdampak terhadap ruas jalan Garut-Tasikmalaya di wilayah Desa Tenjowaringin, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Kamis (23/3/2023).
Foto: Dok. Tagana Kabupaten Tasikmalay
Petugas melakukan pembersihan material sisa longsor yang berdampak terhadap ruas jalan Garut-Tasikmalaya di wilayah Desa Tenjowaringin, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Kamis (23/3/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Longsor dilaporkan terjadi di wilayah Desa Tenjowaringin, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Kamis (23/3/2033). Kejadian longsor ini sempat mengganggu arus lalu lintas kendaraan di ruas jalan Garut-Tasikmalaya.

Menurut Ketua Forum Komunikasi Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Tasikmalaya Jembar Adisetya, bencana longsor terjadi pada Kamis pagi, diduga dipicu hujan deras yang terjadi sejak Rabu (22/3/2023). “Akibat longsor itu satu bangunan yang dipergunakan untuk rumah makan rusak,” kata dia, Kamis.

Selain itu, kejadian longsor sempat menghambat arus lalu lintas kendaraan di Jalan Garut-Tasikmalaya. Sisa longsoran sempat menutupi jalan raya, sehingga mengganggu pengguna kendaraan yang hendak melintas.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya Kurnia Trisna mengatakan, tidak ada korban jiwa akibat longsor yang terjadi pada sekitar pukul 06.00 WIB itu.

Longsor disebut berdampak terhadap warung dan arus lalu lintas kendaraan. “Penanganan dilakukan hingga sekitar pukul 10.00 WIB. Arus lalu lintas sempat terganggu, tapi sekarang sudah bisa dilalui kembali,” kata dia, saat dikonfirmasi Republika.

Menurut Kurnia, ruas jalan Garut-Tasikmalaya ini memang salah satu wilayah yang rawan tanah longsor. Pasalnya, kondisi jalan berada di sisi tebing tinggi. Sementara sisi lainnya jurang.

Kendati ada potensi tanah longsor, ruas jalan tersebut merupakan jalur alternatif, khususnya saat terjadi kepadatan arus lalu lintas di jalur jalan nasional.

“Kami paling akan melakukan sosialisasi terkait kewaspadaan. Kami juga sudah siagakan personel dan alat berat untuk antisipasi bencana di wilayah itu,” kata Kurnia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement