Kamis 27 Jul 2023 11:04 WIB

Keracunan Massal Reses DPRD Cimahi, Puluhan Korban Masih Rawat Inap

Dinkes Kota Cimahi menunggu hasil uji laboratorium sampel makanan.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Irfan Fitrat
Petugas memeriksa kondisi pasien yang diduga mengalami keracunan makanan di Puskesmas Padasuka, Kota Cimahi, Jawa Barat, Senin (24/7/2023).
Foto: Republika/M Fauzi Ridwan
Petugas memeriksa kondisi pasien yang diduga mengalami keracunan makanan di Puskesmas Padasuka, Kota Cimahi, Jawa Barat, Senin (24/7/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cimahi, Jawa Barat, mengabarkan masih ada puluhan warga dengan gejala keracunan makanan yang menjalani perawatan di fasilitas kesehatan. Gejala keracunan sebelumnya dikabarkan muncul diduga setelah warga mengonsumsi makanan yang disediakan saat acara reses anggota DPRD Kota Cimahi di Kelurahan Padasuka pada Sabtu (22/7/2023).

Berdasarkan laporan dari Dinkes Kota Cimahi, dikabarkan ada lebih dari 300 warga yang mengalami gejala keracunan makanan. Ratusan korban keracunan massal itu ada yang menjalani rawat inap di fasilitas kesehatan, ada juga yang rawat jalan.

Baca Juga

Menurut Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular Dinkes Kota Cimahi Dwihadi Isnalini, sebagian besar korban dengan gejala keracunan yang sebelumnya menjalani rawat inap sudah diperbolehkan pulang. “Sisa 78 orang,” ujar dia, saat dihubungi, Kamis (27/7/2023).

Dwihadi mengatakan, puluhan pasien itu tersebar di RSUD Cibabat, Rumah Sakit (RS) Mitra dan RS Dustira. Menurut dia, biaya pengobatan korban keracunan massal ini akan ditanggung Pemerintah Kota (Pemkot) Cimahi karena termasuk kejadian luar biasa (KLB).

Ihwal penyebab korban mengalami gejala keracunan, Dinkes Kota Cimahi masih menunggu hasil uji laboratorium sampel makanan yang dikonsumsi warga saat kegiatan reses DPRD. Dwihadi mengatakan, ada beberapa sampel makanan yang diambil untuk diuji laboratorium, antara lain ayam, telur, sayur capcai, dan perkedel.

Sampel makanan itu sudah dikirimkan ke Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Provinsi Jawa Barat (Jabar). Menurut Dwihadi, sampel yang diperiksa terbilang lengkap, sehingga membutuhkan waktu beberapa hari untuk uji laboratorium. “Ada kemungkinan baru besok (Jumat) selesai, enam hari,” katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement