Kamis 31 Aug 2023 00:32 WIB

1,2 Juta Air Telah Ditumpahkan dengan Water Bombing di Zona 1 TPA Sarimukti

Hari ke-12 ini, titik api dan kepulan asap mulai berkurang.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Tim BNPB mengoperasikan helikopter untuk melakukan water bombing pemadaman kebakaran Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Sabtu (26/8/2023). Upaya pemadaman kebakaran oleh tim gabungan di hari ke-8 tersebut masih terus dilakukan dengan menggunakan sistem water bombing pada siang hari dan pemadaman manual dari lokasi titik api pada malam hari.
Foto: ANTARA FOTO/Novrian Arbi
Tim BNPB mengoperasikan helikopter untuk melakukan water bombing pemadaman kebakaran Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Sabtu (26/8/2023). Upaya pemadaman kebakaran oleh tim gabungan di hari ke-8 tersebut masih terus dilakukan dengan menggunakan sistem water bombing pada siang hari dan pemadaman manual dari lokasi titik api pada malam hari.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Memasuki hari ke-12, kebakaran di TPA Sarimukti belum juga padam. Pemprov Jabar sendiri, terus berupaya untuk memadamkan api. Termasuk, dengan menggunakan helikopter water bombing dari BNPB.

Menurut Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Jawa Barat Hadi Rahmat, pada proses pemadaman kebakaran TPA Sarimukti hari ke-12 ini, titik api dan kepulan asap mulai berkurang.

"Untuk kondisi saat ini per tadi pagi, informasi di lapangan itu zona 1 ada 80-90 persen asap dan api sudah hilang, tapi masih ada beberapa area dengan titik api kecil. Di zona 4, 50 persen asap dan api sudah berkurang," ujar Hadi kepada wartawan di Jabar Punya Informasi (Japri) di Gedung Sate, Rabu (30/8/2023).

Hadi mengatakan, zona 2-3 masih tebal asapnya, tapi sejauh ini titik api sangat berkurang keseluruhan. Hingga saat ini, total sudah 1,2 juta liter air yang ditumpahkan ke titik kebakaran, beberapa zona telah mengalami progres signifikan. Zona 1, sekitar 90 persen asap dan api sudah hilang, tinggal menyisakan titik api kecil. Zona 2 dan Zona 3 titik api berkurang, tapi masih asap tebal. Terakhir Zona 4 sekitar 50 persen asap dan api telah berkurang.

"BPBD tidak bekerja sendiri. Kami koordinasi dengan banyak pihak, seperti TNI, Polri dan Asosiasi Pemadam Kebakaran Indonesia (Apkari)," katanya.

Bahkan, kata dia, pihaknya pun menggerakkan potensi yang ada di Bandung Raya. Water bombing pun, dilakukan. 

"Concern kita terkait gas metana, karena agak sulit, posisinya di dalam sekitar 50 meter. Hembusan angin juga memengaruhi. Menyebabkan titik api muncul lagi. Kami masih dalam proses mengupayakan pemadaman sesuai rencana," katanya.

Upaya penanganan kebakaran, kata dia, masih dilakukan termasuk dengan menggunakan helikopter water bombing milik BNPB. 

Menurut Hadi, pemadaman kebakaran melalui water bombing terbukti cukup ampuh. Sebab sebelumnya, pemadaman dengan mobil Damkar tidak mampu menjangkau area di tengah-tengah tumpukan sampah.

"Memang terkait dengan upaya water bombing ini mau gak mau harus dilakukan, karena pada saat sebelum dilakukan upaya pemadaman di pinggir saja dan tidak menyentuh di tengah karena yang besar itu di tengah," kata Hadi.

Sementara itu Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Jabar Hadi Rahmat Hardjasasmita berharap, kebakaran TPAS Sarimukti dapat sepenuhnya padam sebelum masa tanggap darurat bencana yang dikeluarkan Bupati Bandung Barat Hengky Kurniawan melalui Surat Keputusan (SK) Nomor 100.3.3.2/Kep.760-BPBD/2023 pada 22 Agustus 2023 lalu berakhir pada 11 September mendatang.

"Bicara prakiraan, sekitar 11 September berakhir tanggap darurat. Mudah-mudahan sebelum tanggal itu sudah selesai. Kita upayakan lebih cepat," katanya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement