REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG — Kekeringan atau kesulitan air bersih pada musim kemarau ini dilaporkan terjadi di 18 desa wilayah Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karawang berupaya menyalurkan bantuan air bersih untuk warga di desa-desa terdampak kekeringan itu.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karawang hingga 16 Oktober 2023, dilaporkan ada 12.076 kepala keluarga (KK) atau 36.272 jiwa yang terdampak kekeringan atau kesulitan air bersih.
Wakil Bupati Karawang Aep Syaepuloh mengatakan, BPBD dan Perumdam Tirta Tarum sudah menyalurkan bantuan air bersih untuk warga terdampak kekeringan.
Sejak 1 Agustus 2023, dilaporkan sudah 666 ribu liter bantuan air bersih yang didistribusikan. Penyaluran bantuan air bersih ini melibatkan berbagai pihak, seperti jajaran Polri, TNI, juga Palang Merah Indonesia (PMI).
Aep meminta koordinasi terus dilakukan untuk membantu warga yang kesulitan air bersih. Diharapkan bantuan air bersih dapat disalurkan secara merata ke desa-desa terdampak kekeringan. “Kami terus meminta BPBD dan Perumdam Karawang saling berkoordinasi untuk support air bersih ke daerah kekeringan,” kata Aep, Rabu (25/10/2023).
Mengacu data BPBD Kabupaten Karawang, 18 desa terdampak kekeringan atau kesulitan air bersih tersebar di lima kecamatan. Di antaranya di wilayah Kecamatan Tegalwaru. Di kecamatan tersebut ada enam desa terdampak kekeringan, yaitu Cintalanggeng, Kutamaneuh, Cigunungsari, Cintalaksana, Kutalanggeng, dan Cintawargi.
Di wilayah Kecamatan Pangkalan, dilaporkan ada delapan desa yang terdampak kekeringan, yaitu Cintaasih, Kertasari, Medalsari, Jatilaksana, Tamanmekar, Ciptasari, Mulangsari, dan Tamansari.
Selain itu, Desa Wanakerta dan Margakaya di Kecamatan Telukjambe Barat, Desa Curug di Kecamatan Klari, serta Desa Parungmulya di Kecamatan Ciampel.