Sabtu 02 Dec 2023 20:53 WIB

Shizuoka Job Fair di Bandung, Terbuka Peluang Kerja di Jepang

Shizuoka Job Fair digelar 2-3 Desember 2023.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Irfan Fitrat
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Jabar Teppy Wawan Dharmawan.
Foto: Republika/ Arie Lukihardianti
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Jabar Teppy Wawan Dharmawan.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) menggelar agenda Shizuoka Job Fair pada 2-3 Desember 2023 di Hotel Savoy Homann, Kota Bandung. Terbuka sejumlah lowongan bagi warga yang berminat bekerja di Jepang.

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Jabar Teppy Wawan Dharmawan mengatakan, job fair ini merupakan salah satu bentuk kerja sama sister province antara Pemprov Jabar dan Prefektur Shizuoka. Bursa kerja kali ini merupakan agenda yang kelima.

Baca Juga

Sejak digelar pada 2021, Teppy mengatakan, agenda dengan tema Work in Shizuoka ini sudah menyerap setidaknya 72 tenaga kerja dari Jabar. Adapun untuk job fair kali ini terbuka 38 lowongan pekerjaan, dari sekitar 11 perusahaan.

“Kami berharap pada pelaksanaan job fair yang kelima ini dapat menyerap banyak pekerja asal Jawa Barat yang berkompeten dan sesuai dengan ekspektasi para perusahaan peserta job fair,” kata Teppy kepada wartawan, Sabtu (2/11/2023).

Teppy berharap agenda bursa kerja ini dapat membantu mengurangi angka pengangguran di Jabar. Tingkat pengangguran terbuka (TPT) per November 2023 disebut sekitar 1,8 juta orang atau 7,44 persen dari total angkatan kerja 25,39 juta. Angka tersebut, kata dia, terbilang besar bila dibandingkan provinsi lain lantaran jumlah penduduk Jabar hampir 50 juta jiwa.

Menurut Teppy, tingginya angka pengangguran ini karena jumlah tenaga kerja tak didukung dengan ketersediaan lowongan pekerjaan. “Maka dari itu, tidak sedikit para pencari kerja mencari kesempatan kerja ke luar negeri, salah satunya ke Jepang. Hal ini tentunya menjadi peluang terjadinya simbiosis mutualisme antara Provinsi Jawa Barat dan Prefektur Shizuoka,” katanya.

Terlebih, Teppy mengatakan, Jabar tengah mengalami bonus demografi, di mana proporsi anak muda usia produktif meningkat pesat. Sedangkan Jepang disebut kekurangan angkatan kerja akibat rendahnya angka kelahiran.

“Menghadapi permasalahan yang terjadi saat ini, diperlukan inovasi dan kolaborasi dari kedua belah pihak. Kolaborasi nyata yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat salah satunya adalah kerja sama dengan Pemerintah Shizuoka,” ujar Teppy.

Anggota DPRD Provinsi Jabar Yunandar Rukhiadi Eka Perwira mengatakan, agenda bursa kerja ini merupakan tindak lanjut kerja sama Pemprov Jabar dengan pemerintah daerah di Jepang. Ia berharap kerja sama ini tidak hanya membantu mengurangi angka pengangguran, tapi juga dapat meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian masyarakat. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement