REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Penjabat (Pj) Wali Kota Bandung Bambang Tirtoyuliono mengaku optimistis masa darurat sampah di Kota Bandung akan segera berakhir. Dia menyebut semua pihak dan stakeholder telah bergerak untuk menyelesaikan sampah. Salah satu upaya Pemkot Bandung dalam penyelesaian darurat sampah adalah dengan pengoperasian Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Gedebage
Bambang menyebut, TPST Gedebage adalah salah satu upaya pemkot untuk menyelesaian kedarutaran sampah. Sebab, selain mengandalkan metode magotisasi, tempat pengolahan sampah terpadu tersebut juga dapat menyulap sampah organik menjadi bahan baku RDF.
"Pemerintah kota terus berupaya mencari solusi tentang penanganan sampah, salah satunya TPST Gedebage ini. Walaupun sifatnya kesementaraan, tapi di sini kita proyeksikan mampu mengolah 60 ton sampah yang tercampur yang diolah sedemikian rupa dan bisa menjadi yang luar biasa nilainya," kata Bambang saat meninjau TPST Gedebage, Rabu (13/12/2023).
Tak hanya itu, dia juga menyebut, saat ini, Kawasan Bebas Sampah (KBS) di Kota Bandung terus mengalami peningkatan. Terdapat 278 RW yang telah menjadi KBS, salah satunya di RW 01 Kelurahan Sukamiskin Kecamatan Arcamanik.
Dia mengatakan, semangat dan peran serta masyarakat dalam penyelesaian sampah sangat tinggi. Ia optimistis hal ini menular ke seluruh RW di Kota Bandung.
"Di masyarakat ini sudah ternyata sudah cukup bagus. Di Kota Bandung paling tidak ada 278 level RW untuk menjadi KBS. Jadi, bagaimana sampah per RW itu betul-betul habis," katanya.
"Mudah-mudahan kedaruratan sampah di Kota Bandung ini bisa terurai sedikit demi sedikit. Perubahan mindset di masyarakat sudah mulai terjadi," ujarnya.
Tak hanya masalah sampah, Bambang juga menyinggung permasalahan banjir di Gedebage. Menurutnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung terus mengakselerasi penyelesaian banjir di Wilayah Gedebage. Bambang mengatakan, persoalan banjir di kawasan Gedebage perlahan sudah teratasi. Saat ini dengan kehadiran kolam retensi Gedebage telah berhasil menurunkan frekuensi dan intensitas air.
"Masih ada titik banjir cileuncang di Kota Bandung. Satu di antaranya adalah di Gedebage. Permasalahan banjir di Gedebage, bahkan sudah disepakati para pihak untuk bertanggungjawab ini multi sektor," kata Bambang.
Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM), Didi Ruswandi mengatakan, pembangunan kolam retensi di Jalan Rumah Sakit untuk solusi sebagai parkir air dari sungai Cinambo. Dia menyebut, terdapat dua sungai yang melewati kawasan Gedebage yakni Sungai Cipamulihan dan Sungai Cinambo. Rencananya, lahan yang akan dijadikan kolam retensi tersebut sepanjang 600 meter.
"Kita lihat sebenarnya yang Cipamulihan relatif tuntas air berhasil ke hilir, yang di Cinambo belum ada penanganan karena kolam retensi Gedebage untuk Cipamulihan. Namun ada interkoneksi lewat drainase jalan. Ketika Cipamulihan tinggi dari Cinambo tidak bisa masuk," kata Didi.
"Salah satu solusinya parkir air di bawah Sutet untuk sungai Cinambo. Disana kan 2 sungai Cipamulihan dan Cinambo. Tinggal Cinambo. Rencananya akan dilakukan tahun depan," imbuhnya.