Selasa 30 Jan 2024 11:42 WIB

Batas Terakhir Membayar UKT Hari Ini, KM ITB: 206 Mahasiswa Terancam tak Bisa Kuliah

Ratusan mahasiswa ITB terancam tak bisa ikut perkuliahan karena belum bisa bayar UKT

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Arie Lukihardianti
Seratus lebih mahasiswa yang tergabung di kabinet keluarga mahasiswa ITB melakukan aksi demonstrasi menolak penggunaan aplikasi pinjaman online untuk program biaya kuliah mahasiswa yang kesulitan membayar UKT di depan Gedung Rektorat ITB, Jalan Sulanjana, Kota Bandung, Senin (29/1/2024).
Foto: Republika/M Fauzi Ridwan
Seratus lebih mahasiswa yang tergabung di kabinet keluarga mahasiswa ITB melakukan aksi demonstrasi menolak penggunaan aplikasi pinjaman online untuk program biaya kuliah mahasiswa yang kesulitan membayar UKT di depan Gedung Rektorat ITB, Jalan Sulanjana, Kota Bandung, Senin (29/1/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG----Keluarga Mahasiswa (KM) ITB mengungkapkan 206 mahasiswa terancam tidak dapat mengikuti perkuliahan karena belum bisa membayar uang kuliah tunggal (UKT). Karena, batas waktu pembayaran UKT bagi para mahasiswa terakhir hari ini.

Menurut Ketua Kabinet KM ITB Muhammad Yogi Syahputra sebanyak 206 orang mahasiswa ITB terancam tidak bisa mengikuti perkuliahan akibat belum bisa membayar UKT. Ia menyebut batas waktu pembayaran UKT dan mengisi formulir rencana studi terakhir hari ini.

Baca Juga

"Sekarang ternyata setelah dibilang rektorat kemarin ada 206 (terancam tidak bisa kuliah)," ujar Yogiu saat dihubungi wartawan, Selasa (30/1/2024).

Apabila mereka tidak bisa membayar UKT, kata dia, para mahasiswa harus mengajukan cuti kuliah. Yogi mengatakan pihaknya tengah mengusahakan agar rektorat mengundurkan batas waktu pembayaran UKT.

Ia mengungkapkan sejumlah alumni berkomitmen untuk membantu para mahasiswa yang kesulitan membayar UKT tersebut. Tidak hanya itu, Yogi meminta rektorat untuk membuka data 206 orang mahasiswa yang kesulitan untuk membayar UKT.

"Benar, kalau lewat (pembayaran) cuti, kami minta ada tenggat waktu. Dari alumni bilang bersedia bantu," katanya.

Setelah melakukan aksi demonstrasi kemarin, kata Yogi, perwakilan mahasiswa dapat bernegosiasi dengan perwakilan rektorat. Namun, ia mengatakan para mahasiswa mendapatkan perlakuan yang tidak baik dan menyenangkan.

"Bukannya disambut baik malah harga diri kami sama teman teman 3-4 orang perwakilan diinjak-injak. Mereka bilang kami tidak sedang bernegosiasi mereka punya solusi terhadap masalah tersebut," kata dia menirukan perkataan pihak rektorat.

Namun, hingga akhir negosiasi pihak rektorat tidak menyampaikan solusi yang akan dilakukan. Mereka pun kecewa dengan perkataan sejumlah perwakilan rektorat yang terkesan muncul nada mengancam.

"Kami kecewa dengan perkataan pejabat di sana, diawal kami live diancam jangan rekam atau dituntut. Beberapa kalimat lain yang gak pantas. Kalian bisa mikir gak pantas gak dan lain lain muncul," katanya.

Yogi mengatakan perwakilan mahasiswa akhirnya melakukan walk out dari pertemuan tersebut. Namun, pihaknya mendapatkan informasi jika pada pukul 16.00 WIB Rektor ITB bersedia bertemu dengan para mahasiswa membahas masalah tersebut.

Sebelumnya, kehebohan terjadi saat ITB menggandeng aplikasi pinjaman online Danacita untuk biaya kuliah mahasiswa dan berbunga. Sontak program tersebut mendapat reaksi negatif dari masyarakat dan warganet.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement