REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG---Kode etik dalam dunia apoteker di Kota Bandung, sangat penting. Oleh karena itu, Pengurus Cabang (PC) Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Kota Bandung menggelar workshop dan Rakercab. Menurut Ketua Ikatan Apoteker Indonesia Kota Bandung, apt Hj Yena R Iskandar Ma'soem SSi MMRS, workshop tersebut bisa menjadikan para rekan sejawat apoteker mendapatkan ilmu-ilmu baru. Termasuk keterampilan dan tetap menjalankan praktik profesi yang beretika.
"Profesi apoteker adalah profesi yang mulia namun tentu harus memperhatikan etika. Apalagi profesi ini berkaitan langsung dengan kelangsungan hidup mereka yang sedang alami sakit," ujar Yena, Kamis (27/6/2024).
Yana menilai, kehadiran dan antusias dari anggota sejawat Kota Bandung menggambarkan komitmen yang tinggi semua anggota dalam menjalankan praktik kefarmasian. "Khususnya praktik yang profesional dan beretika, baik dengan pasien, antar profesi maupun lintas profesi," katanya.
Selain itu, kata Yena, apoteker adalah pilar penting pula untuk menunjang beberapa program pemerintah yang berkaitan dengan kesehatan. Misalnya, penanganan stunting, tuberculosis hingga membantu memperlama harapan hidup mereka yang terjangkit HIV AIDS.
"Jangan sampai kita mencari keuntungan kepada mereka yang sedang kesulitan dengan mempermainkan keahlian kita. Tentunya hal ini sudah menjadi bagian kode etik kami sebagai apoteker," katanya.
Pada kegiatan tersebut juga dibagikan dua surat Satuan Kredit Profesi (SKP) secara gratis dari Kemenkes. Kegiatan ini juga dihadiri secara daring 200 anggota IAI. Selain itu sebagai penutup dibagikan juga berbagai doorprize kepada mereka yang beruntung.
Kegiatan workshop sendiri, digelar di Graha Nanang Ma'soem tersebut difasilitasi langsung oleh Majelis Kode Etik Apoteker Indonesia (MKEAI) Jawa Barat. Acara ini dihadiri langsung oleh Ketua MKEAI Jabar apt Drs Risa Kota Putra, M.Si, Wakil Ketua MKEAI Jabar apt. Dra Ismirni M.PH dan Sekretaris MKEAI Jabar apt. Febri Khairani, S.Si, M.Kes.