REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU--Para petani di wilayah lumbung padi Kabupaten Indramayu dan Kabupaten Cirebon baru memasuki awal musim tanam rendeng 2024/2025. Para petani yang masih memiliki simpanan gabah pun bisa menikmati harga yang tinggi.
Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Indramayu, Sutatang mengatakan, saat ini sebagian besar petani di Kabupaten Indramayu baru memulai persemaian dan pengolahan lahan. “Yang tanam baru sekitar 30 persen dari luas lahan di Kabupaten Indramayu,” ujar Sutatang kepada Republika, Selasa (14/1/2025).
Menurut Sutatang, dengan baru dimulainya musim tanam, harga gabah di tingkat petani di Kabupaten Indramayu saat ini tinggi. Yakni, di kisaran Rp 8.000 – Rp 8.300 per kilogram.
Harga itu jauh melebihi harga pembelian pemerintah (HPP) gabah yang baru ditetapkan pemerintah sebesar Rp 6.500 per kilogram.
Sutatang mengakui, meski harganya sedang tinggi, namun petani hanya memiliki sedikit simpanan gabah. Ia mengatakan, gabah itu merupakan hasil panen gadu 2024, yang sengaja mereka simpan untuk keperluan makan sehari-hari maupun untuk kebutuhan biaya tanam musim tanam rendeng ini. “Jadi gabahnya dijual saat petani sedang butuh saja,” katanya.
Sutatang mengatakan, gabah itu dijual kepada para tengkulak yang berani membeli dengan harga tinggi. Petani pun akan melepas gabahnya jika harga yang ditawarkan oleh tengkulak sesuai keinginan mereka. “Kalau Bulog gak berani beli dengan harga yang tinggi seperti sekarang. Petani jualnya ke tengkulak yang berani membeli diatas HPP,” kata Sutatang.
Hal senada diungkapkan Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Cirebon, Tasrip Abu Bakar. Dia mengatakan, para petani di Kabupaten Cirebon pun saat ini baru memulai musim tanam rendeng. Tasrip menjelaskan, di masa awal tanam ini, para petani masih memiliki simpanan gabah sekitar 20 persen. Menurutnya, gabah itu sengaja disimpan untuk keperluan sehari-hari dan untuk keperluan tanam rendeng.
Ia menambahkan, gabah itu juga sengaja disimpan untuk dijual pada Januari – Februari karena pada periode itu harga gabah mahal. Dengan demikian, petani bisa memperoleh penghasilan yang cukup tinggi. “Sekarang harga GKG (gabah kering giling) di kisaran Rp 7.800 – Rp 8.000 per kilogram. Ini tinggi, diatas HPP. Kalau GKP (gabah kering panen) gak ada, karena belum panen,” kata Tasrip kepada Republika, Selasa (13/1/2025).
Tasrip mengatakan, dengan harga yang tinggi seperti sekarang, petani menjual gabahnya kepada tengkulak. Ia menyebutkan, tengkulak itu berasal dari wilayah Kabupaten Cirebon. “Sekarang sih jual gabahnya ke tengkulak. Kalau Bulog kan harganya sesuai HPP. Petani jelas memilih ke yang berani membeli dengan harga tinggi,” katanya