Selasa 08 Apr 2025 20:46 WIB

PT Yihong Novatex PHK 1.126 Karyawan, Pemprov Jabar Minta Pemkab Cirebon Temukan Solusi

Pemprov Jabar meminta pemerintah Kabupaten Cirebon terus mengawal prosesnya

Mogok kerja di PT Yihong Novatex Indonesia
Foto: Tangkapan Layar
Mogok kerja di PT Yihong Novatex Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG-- Perusahaan asal Tiongkok, PT Yihong Novatex yang berlokasi di Desa Kanci, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon, melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kepada 1.126 karyawan. Perusahan yang bergerak di bidang industri tekstil dan alas kaki itu melakukan PHK pada pertengahan Maret 2025 lalu.

Menurut Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Jawa Barat (Jabar), peristiwa ini berawal dari tiga orang buruh yang terkena PHK, setelah itu serikat melangsungkan aksi.

Baca Juga

"Awalnya demo terkait rekan kerja mereka tiga orang yang di PHK karena habis kontrak trus mereka menuntut juga perusahaan menjalankan hasil nota pemeriksaan dari Wasnaker," ujar Kepala Bidang Hubungan Industrial, Disnakertrans Jabar, Firman Desa, Selasa (8/4/2025).

Firman mengatakan, Pemprov Jabar meminta pemerintah Kabupaten Cirebon terus mengawal dan memberikan solusi dari perselisihan ini. Langkah itu, diungkapkannya sudah dilakukan sejak sebelum lebaran.

"Audiensi kemaren sebelum lebaran, dari serikat bilang akan mengajukan mediasi Perselisihan Hubungan Industrial ke Disnaker kab Cirebon. Sesuai dengan mekanisme UU nomor 2 tahun 2004 tentang penyelesaian perselisihan hubungan industrial," kata dia.

Adapun hasil nota pemeriksaan Wamenaker itu, menurut Firman, berisi tentang nasib dari para buruh di perusahaan tersebut. Mereka pun menyampaikan hal itu dalam beberapa aksinya yang dilakukan di halaman pabrik. "Nota kesepakatan itu terkait alih starus hubungan kerja dari PKWT harian lepas menjadi PKWTT sesuai pasal 10 PP 35/2021. Padahal menurut info dari Wasnaker, perusahaan akan menjalankan nota pemeriksaan tersebut tapi secara bertahap," katanya.

Meski begitu, buruh tetap melangsungkan aksi lanjutan dengan berhenti bekerja dan terus melakukan aksi demonstrasi di depan pabrik. Akhirnya, perusahaan memberhentikan operasi lantaran kehilangan permintaan pesanan dari pembeli. "Tapi serikat Kasbi tidak sabar dengan terus menggelar mogok kerja/demo sampai empat hari yang berdasarkan info dari perusahaan membuat mereka kehilangan buyer/order. Sehingga perusahaan akhirnya menutup operational dan men PHK sekitar 1.126 orang," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement