Rabu 30 Jul 2025 08:23 WIB

Dunia Usaha Hadapi Tantangan Serius, APINDO Kumpulkan Semua Pengusaha di Bandung Gelar Rakokernas

Di tengah kompleksitas tantangan, dunia usaha tetap menunjukkan harapan.

Ketua Umum APINDO, Shinta W Kamdani (ketiga dari kanan)
Foto: Dok Republika
Ketua Umum APINDO, Shinta W Kamdani (ketiga dari kanan)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Dunia usaha nasional saat ini berada dalam kondisi yang sangat menantang. Di tengah tekanan ekonomi domestik yang melemah, ketidakpastian arah kebijakan, hingga gejolak eksternal, dunia usaha tetap menunjukkan harapan dan mendorong upaya penciptaan kerja. Hal ini menjadi sorotan utama Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) dalam menyambut penyelenggaraan Rapat Kerja dan Konsultasi Nasional (Rakerkonas) ke-34 pada 4 hingga 6 Agustus 2025 mendatang di Bandung, Jawa Barat

Tema yang diusung adalah “Dengan Semangat Indonesia Incorporated Menuju Indonesia Emas 2045.” Menurut Ketua Umum APINDO, Shinta W Kamdani, menegaskan dunia usaha nasional saat ini sedang menghadapi tantangan serius dan tidak mudah. Data pertumbuhan ekonomi nasional di kuartal I 2025 yang hanya mencapai 4,87 persen, merupakan sinyal alarm yang tidak bisa diabaikan.

Baca Juga

Selain itu, kata Shinta, sektor konsumsi rumah tangga yang menjadi motor utama pertumbuhan ekonomi hanya tumbuh 4,89 persen, memperlihatkan lemahnya daya beli masyarakat. Di sisi lain, belanja pemerintah justru mengalami kontraksi, menghilangkan stimulus yang selama ini menjadi andalan pemulihan.

Di sektor riil, kata dia, pelaku industri merasakan tekanan yang semakin dalam. PMI manufaktur yang bertahan di bawah 50 selama tiga bulan berturut-turut mencerminkan kondisi kontraksi yang masih berlangsung, dan belum menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang konsisten. Dalam perjalanan menuju Indonesia Emas 2045, yang mensyaratkan pertumbuhan ekonomi rata-rata 8 persen dalam jangka menengah, dibutuhkan lompatan besar untuk mencapai target tersebut melalui reformasi struktural, peningkatan kualitas SDM, deregulasi nyata, dan ekosistem usaha yang kompetitif dan adil.

"Di tengah tekanan domestik, dunia usaha juga menghadapi tantangan eksternal yang tidak kalah berat. Ketegangan geopolitik global, perang tarif, fluktuasi harga energi, dan kekacauan rantai pasok turut menambah beban," katanya.

Salah satu tantangan terbesar datang dari kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat, kata dia, yang menyasar produk ekspor Indonesia, meningkatkan tekanan terhadap industri padat karya nasional. Namun, di tengah kompleksitas tantangan tersebut, dunia usaha tetap menunjukkan harapan.

Hal ini, kata dia, tercermin dari capaian realisasi investasi pada Triwulan II 2025 yang mencapai Rp477,7 triliun, meningkat dari Triwulan I sebesar Rp465,2 triliun. Secara kumulatif, sepanjang Semester I 2025, total investasi telah mencapai Rp942,9 triliun atau 49,5 persen dari target tahun 2025.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement