REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi meminta maaf kepada masyarakat karena masih banyak anak yang putus sekolah di momen HUT Kemerdekaan Indonesia ke 80. Ia membacakan amanat dan sambutan saat upacara kemerdekaan di Lapangan Gasibu, Kota Bandung, Ahad (17/8/2025).
"Saya mohon maaf kepada masyarakat apabila masih ada anak di Jawa Barat yang belum sekolah," ujar Dedi di hadapan ratusan masyarakat, ASN dan TNI Polri, Ahad (17/8/2025).
Tidak hanya itu, ia meminta maaf karena masih banyak anak yang tidak dapat meneruskan sekolah ke jenjang SMP karena tidak memiliki seragam. Serta, anak yang putus sekolah karena tidak memiliki biaya. "Itu dosa besar yang kita pikul bersama seluruhnya, peristiwa itu tidak boleh terjadi lagi," kata dia.
Dedi pun meminta maaf kepada masyarakat yang mengalami peristiwa dikeluarkan paksa dari rumah sakit karena tidak memiliki BPJS kesehatan atau tidak tercover. Ia pun meminta maaf karena masih ada masyarakat yang masuk ke rumah sakit dan BPJS tidak terbayarkan hingga meninggal dunia tanpa mendapatkan pelayanan.
"Masuk ke rumah sakit BPJS tidak terbayarkan, mengalami penderitaan meninggal tanpa pelayanan. BPJS tercover dijamin pemerintah tapi tak sanggup di rumah sakit karena seluruh dapurnya terhenti karena tak ada beras," katanya.
Dedi menegaskan negara harus selalu hadir. Oleh karena itu, pihaknya mengajak seluruh jajaran mulai dari RT, RW, kepala desa, camat, bupati hingga wali kota untuk membuka layanan terbuka bagi masyarakat. Sehingga masyarakat dapat terus mengadu. "Kepala desa membuka rumahnya agar masyarakat datang tiap waktu," katanya.
Dedi pun mengajak semua pihak untuk secara kolektif menyelesaikan permasalahan tersebut.
Sebelumnya, ratusan masyarakat mengikuti kirab budaya yang diselenggarakan pemerintah Provinsi Jawa Barat mulai dari Gedung Pakuan menuju Kantor Gedung Sate dan Lapangan Gasibu. Upacara kemerdekaan berjalan pukul 08.00 WIB.