REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG BARAT -- Aktivitas kegempaan dari Sesar Lembang mengalami peningkatan. Lima gempa bumi mengguncang Kota Cimahi, Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten Bandung sejak Juni, Juli, serta Agustus 2025 yang bersumber dari sesar aktif tersebut.
"Fenomena seperti ini yang dikhawatirkan adalah gempa pembuka (fore shocks). Saya tidak katakan peningkatan aktivitas ini akan memicu gempa kuat, karena belum dapat diprediksi kapan gempa besar akan terjadi. Tapi dari 3 tipe gempa, salah satu tipenya itu adalah gempa kuat yang didahului oleh aktivitas gempa pembuka," ujar Direktur Gempa dan Tsunami BMKG, Daryono saat dihubungi, Rabu (20/8/2025).
Daryono mengingatkan ancaman dampak Sesar Lembang. Mengacu pada peristiwa gempa Sesar Lembang di tahun 2011 lalu dengan magnitudo 3,3 namun mampu merusak ratusan rumah di Kampung Muril Rahayu, Desa Jambudipa, Kecamatan Cisarua, KBB.
"Itu juga akibat pergerakan Sesar Lembang Segmen Cimeta. Gempa ini magnitudonya kecil tapi merusak karena hiposenter gempanya dangkal, tanahnya lunak. Itu akan makin berdampak jika struktur bangunannya lemah," jelas Daryono.
Sementara Penyelidik Bumi Ahli Madya pada Badan Geologi, Supartoyo menduga rentetan kegempaan bermagnitudo kecil yang diyakini dari aktivitas Sesar Lembang kali ini merupakan fase pelepasan energi.
"Tren pelepasan energi ini pelan-pelan, cukup positif dibanding langsung melepaskan energi berkekuatan besar seperti di Cianjur," kata Supartoyo.
Gempa teranyar dari Sesar Lembang itu mengguncan wilayah Bandung Barat pada pada Rabu (20/8/2025). Kali ini berkekuatan magnitudo 1,7 yang diduga bersumber dari patahan atau Sesar Lembang.
"Hari Rabu, 20 Agustus 2025 pukul 12.28.42 WIB, wilayah Kabupaten Bandung Barat dan sekitarnya diguncang gempa bumi tektonik," kata Kepala BMKB Bandung, Teguh Rahayu saat dikonfirmasi.
Hasil analisa BMKG menunjukan bahwa gempa bumi ini berkekuatan magnitudo 1,7. Episenter terletak pada koordinat 6.81 LS dan 107.51 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 3 kilomeyer Barat Laut Kabupaten Bandung Barat pada kedalaman 10 kilometer.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas Sesar Lembang," sebut Teguh.
Dampak gempa bumi berdasarkan laporan dari masyarakat. Gempa bumi ini dirasakan di wilayah Kabupaten Bandung Barat dengan Skala Intensitas II MMI. Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
Namun hingga saat ini BMKG belum ada laporan mengenai kerusakan bangunan sebagai dampak gempabumi tersebut. Pihaknya meminta masyarakat untuk tidak panik dan tidak mudah terprovokasi informasi yang tidak jelas.
"Hingga pukul 13.33 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan. Kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," katanya.