Rabu 19 Nov 2025 14:35 WIB

Menjaga Sumber Air Tersembunyi Lembah Cilayung untuk Ekonomi yang Berdikari

Peran Lembah Cilayung tak hanya sebatas penyangga ekosistem saja.

Rep: Ferry Bangkit Rizki / Red: Arie Lukihardianti
Area Pertanian Selada Air di Blok Kampung Cipeusing, Desa Kertawangi, Kecamatan Cisarua, KBB, Jawa Barat yang Mengandalkan Sumber Mata Air Lembah Cilayung.
Foto: Ferry Bangkit
Area Pertanian Selada Air di Blok Kampung Cipeusing, Desa Kertawangi, Kecamatan Cisarua, KBB, Jawa Barat yang Mengandalkan Sumber Mata Air Lembah Cilayung.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG BARAT -- Nama Lembah Cilayung di Desa Kertawangi, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat mungkin masih terdengar asing. Namun, lembah tersembunyi itu ternyata memberikan sumbangan vital bagi keberlangsungan hidup warga di sekitarnya.

Secara geografis, Lembah Cilayung di Desa Kertawangi yang berada di lereng selatan Gunung Burangrang itu memiliki topografi berbukit-bukit dengan kondisi tanah subur dan beriklim sejuk. Kondisinya, sangat mendukung adanya aktivitas agrikultur karena tersedianya lahan-lahan yang begitu subur.

Baca Juga

Namun, peran Lembah Cilayung tak hanya sebatas penyangga ekosistem saja. Lembah yang masuk Kawasan Bandung Utara (KBU) itu, memiliki sumber mata air yang sangat dibutuhkan oleh penduduk lokal yang sebagian besar menggantungkan hidupnya dari sektor pertanian. Ada lima sumber mata air yang terdeteksi secara kasat mata oleh penduduk lokal.

Sumber mata air itu membuat sayuran jenis selada air tumbuh subur di area pertanian yang membentang di lereng selatan Gunung Burangrang. Skema, pertanian sayur selada yang sangat mengandalkan sumber air itu mirip seperti sawah, yakni memakai sistem tanggul galengan.

Galengan yang sepenuhnya mengandalkan tanah itu berfungsi, sebagai penahan air dan pembatas antarpetak lahan sayuran selada. Agar, tidak limpas ke petak lainnya serta untuk mengendalikan erosi. Sistem itu, membantu mengalirkan air secara terkendali dan mengatur kebutuhannya di setiap petak sawah.

Area pertanian di Lembah Cilayung yang secara administrasi masuk Kampung Cipeusing, Desa Kertawangi itu dipenuhi selada air atau nasturtium officinale yang tumbuh begitu subur dan segar. Musababnya, sayuran daun tertua yang dikonsumsi manusia itu tumbuh di sumber air yang masih terjaga kebersihan dan kejernihannya.

"Airnya keluar dari dalam tanah langsung, jadi tidak pakai irigasi dari sungai," ujar Aisyah (55), petani asal Desa Kertawangi ketika berbincang dengan Republika, belum lama ini.

Sejak pukul 06.00 WIB ia dan suaminya sudah berada di petak pertanian selada air warisan dari orang tuanya itu. Aisyah dengan telaten merawat sayuran agar semakin tumbuh subur dan segar ketika saatnya dipanen nanti. Sumber air yang melimpah dan bersih sangat membantunya dalam bertani.

Sebab, air yang begitu bersih dan jernih yang muncul langsung dari bawah tanah di area petak lahan pertanian miliknya itu membuat Aisyah bisa mengirit biaya perawatan. Ia tak mesti mengeluarkan uang untuk membeli pupuk dan semacamnya, karena selada air itu bisa tumbuh subur dengan sumber air bersih dari Lembah Cilayung.

"Saya keturunan ke-3 yang garap lahan ini, sedikit cuma 2 petak aja lahannya. Alhamdulilahnya karena ada sumber air yang bersih, jadi enggak usah pakai obat atau pupuk dan lainnya buat perawatan," ujar Aisyah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement