Kamis 21 Aug 2025 20:49 WIB

Sesar Lembang Mulai Aktif, Pemkot Cimahi Pertimbangkan Naikan Status Kebencanaan

Peningkatan status siaga bencana akan berdampak pada sistem mitigasi bencana.

Rep: Ferry Bangkit Rizki / Red: Arie Lukihardianti
Gunung Batu di Lembang, Kabupaten Bandung Barat yang Merupakan Titik Terdekat Sesar Lembang
Foto: Dok Republika
Gunung Batu di Lembang, Kabupaten Bandung Barat yang Merupakan Titik Terdekat Sesar Lembang

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG BARAT -- Kota Cimahi, Jawa Barat masuk zona merah potensi gempa Sesar Lembang yang mengalami peningkatan aktivitas belakangan ini. Peningkatan status siaga bencana hidrometeorologi pun tengah dipertimbangkan Pemkot Cimahi.

"Jadi kami akan bersiaga, untuk lebih menyiagakan lagi unsur-unsur penanganan bencana secara keseluruhan di Kota Cimahi terkait dengan Sesar Lembang ini," ujar Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cimahi, Fithriandy Kurniawan, Kamis (21/8/2025).

Baca Juga

Fithriandy mengungkapkan, peningkatan status siaga bencana akan berdampak pada sistem mitigasi bencana. Nantinya, BPBD akan mendirikan posko-posko khusus di titik strategis sebagai salah satu sistem mitigasi kebencanaan usai gempa bumi yang mengguncang belakangan ini imbas dari Patahan Lembang.

"Iya, kesiapsiagaan akan naik satu level, dimana kita akan membuka posko khusus untuk bencana geologikal," kata dia.

Meski begitu, Fithriandy mengimbau kepada masyarakat untuk tidak panik dan meningkatkan kewaspadaan dengan menyiapkan langkah-langkah mitigasi personal maupun kelompok. "Jangan panik tapi tetap waspada, kenali jalur evakuasi, respon terhadap gempa saat di dalam bangunan, dan lain-lain," katanya.

Aktivitas kegempaan dari Sesar Lembang mengalami peningkatan. Direktur Gempa dan Tsunami BMKG, Daryono khawatir fenomena ini merupakan gempa pembuka (fore shocks). 

"Saya tidak katakan peningkatan aktivitas ini akan memicu gempa kuat, karena belum dapat diprediksi kapan gempa besar akan terjadi. Tapi dari 3 tipe gempa, salah satu tipenya itu adalah gempa kuat yang didahului oleh aktivitas gempa pembuka," kata Daryono.

Daryono mengingatkan ancaman dampak Sesar Lembang. Mengacu pada peristiwa gempa Sesar Lembang di tahun 2011 lalu dengan magnitudo 3,3 namun mampu merusak ratusan rumah di Kampung Muril Rahayu, Desa Jambudipa, Kecamatan Cisarua, KBB. 

"Itu juga akibat pergerakan Sesar Lembang Segmen Cimeta. Gempa ini magnitudonya kecil tapi merusak karena hiposenter gempanya dangkal, tanahnya lunak. Itu akan makin berdampak jika struktur bangunannya lemah," kata Daryono. 

Sementara Penyelidik Bumi Ahli Madya pada Badan Geologi, Supartoyo menduga rentetan kegempaan bermagnitudo kecil yang diyakini dari aktivitas Sesar Lembang kali ini merupakan fase peleoasan energi. 

"Tren pelepasan energi ini pelan-pelan, cukup positif dibanding langsung melepaskan energi berkekuatan besar seperti di Cianjur," kata Supartoyo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement