Senin 08 Sep 2025 09:53 WIB

Sesar Lembang Terbagi dalam 6 Segmen, BMKG Ungkap Kondisinya

Panjang Sesar Lembang mencapai 29 kilometer melewati wilayah Kabupaten Bandung Barat

Rep: Ferry Bangkit Rizki / Red: Arie Lukihardianti
Zona Sesar Lembang atau Patahan Lembang di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat
Foto: Edi Yusuf
Zona Sesar Lembang atau Patahan Lembang di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG BARAT -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merekap total peristiwa gema bumi yang diakibatkan dari pergerakan Patahan atau Sesar Lembang yang terpantau melalui sensor Indonesia Tsunami Early Warning System (INATEWS) dan Lembang Framework.

"Dari hasil monitoring BMKG sejak tanggal 25 Juli-20 Agustus 2025 terdapat 6 aktivitas kegempaan dengan magnitudo berkisar antara M1,7 sd M2,3 di bagian sebelah barat Sesar Lembang yaitu segmen Cimeta, dengan intensitas terbesar mencapai skala II-III MMI," ujar Kepala BMKG Bandung Teguh Rahayu, Senin (8/9/2025).

Baca Juga

Teguh mengatakan, panjang Sesar Lembang mencapai 29 kilometer melewati wilayah Kabupaten Bandung Barat yang meliputi Ngamprah, Cisarua, Parongpong, Lembang). Kemudian Kabupaten Bandung yang meliputi Cimenyan dan Cilengkrang serta dan berakhir di Kabupaten Sumedang tepatnya di Tanjungsari.

Sesar Lembang terbagi dalam enam segmen yakni Cimeta, Cipogor, Cihideung, Gunung Batu, Cikapundung, dan Batu Lonceng. Namun kata Teguh, semua segmen aktif disaat yang sama. "Aktivitas kegempaan terkini lebih dominan di segmen Cimeta dan Cipogor, sedangkan segmen lainnya relatif tenang. Segmen ini berada di bagian sebelah barat Sesar Lembang yang melewati kecamatan Ngamprah dan Cisarua," kata Teguh.

Tanpa bermaksud menimbulkan rasa panik, kata dia, BMKG meminta masyarakat tetap waspada dengan potensi kegempaan dari Sesar Lembang. Sesar Lembang oleh para ahli, kata Teguh, bisa menghasilkan kekuatan gempa maksimum magnitudo 6,8.

Sehingga, kata dia, diperlukan langkah kesiapsiagaan seperti memastikan bangunan aman, tahan gempa dengan struktur yang kuat dengan besi tulangan, serta aturan bangunan tahan gempa atau ramah gempa. Kemudian Menyiapkan rambu jalur evakuasi dari lingkup keluarga, lingkungan RT RW hingga area publik.

"Dilakukan pengukuran mikrozonasi untuk memetakan potensi tingkat guncangan gempa di wilayah Bandung Barat. Menyiapkan diri dengan latihan cara melindungi diri selama terjadi gempa. Seperti, jatuhkan tangan dan lutut ke tanah atau lantai, lindungi kepala dan leher di bawah perabotan yang kokoh, berpegangan erat pada tempat berlindung dan menyediakan peralatan untuk selamat," paparnya.

Hal penting lainnya, menurut Teguh, adalah memahami keterampilan cara selamat dan bertindak tepat saat guncangan gempa terjadi. "Selanjutnya dapat keluar rumah jika guncangan kuat gempa sudah reda danp erkuat mitigasi bencana baik struktural maupun kultural serta perlu dilakukan edukasi secara masif terkait potensi gempa dan dampak serta mitigasinya," paparnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement