REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG BARAT -- Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Barat, R Vini Adiani Dewi menyebutkan, kesadaran masyarakat di Jawa Barat (Jabar) untuk melakukan pemeriksaan kesehatan gigi masih minim. Baru 11,7 persen dari total sekitar 50 juta jiwa penduduk Jawa Barat.
"Untun tingkat pemeriksaan gigi berdasarkan survey hanya 11,7 persen, jadi orang-orang yang peduli dengan kesehatan giginya. Jadi semua abai karena sakit gigi dianggap sepele. Awalnya berlubang kecil, didiamkan, tambah besar, akhirnya bisa jadi kehilangan gigi," ujar Vini di Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Jumat (12/9/2025).
Minimnya kesadaran itu, kata dia, berdampak terhadap kesehatan gigi. Hal itu terbukti dari sampel yang didapatkan berdasarkan hasil cek kesehatan gratis, dimana persentase warga yang mengalami sakit gigi cukup tinggi yakni 47 persen.
"Hitungannya sejauh ini baru 3,9 juta warga Jabar yang cek kesehatan gratis. Dan ketika kami periksa di 1,2 jutaan orang itu ada 47 persennya mengalami masalah sakit gigi. Bayangkan kalau 50 juta warga di Jabar ini semua periksa, tentunya banyak kasus temuan," kata dia.
Lebih mencegangkannya lagi, kata Vini, mayoritas yang mengalami masalah pada kesehatan gigi itu ada di usia dewasa. Hal itu, menurutnya karena kurangnya pemeriksaan kesehatan gigi sejak dini. "Justru aneh yang tertinggi itu makin dewasa, mungkin dari anak-anaknya enggak pernah diperiksa," kata Vini.
Sehingga dengan temuan itu, dirinya mengingatkan masyarakat untuk rutin melakukan pemeriksaan kesehatan gigi. Selain tentunya merawat dan menjaganya dengan cara rutin membersihkan dan sikat gigi.
"Tadi prinsipnya mencegah lebih baik daripada mengobati. Konsetransi belajar gimana gigi, kehamilan supaya tidak terjadi stunting, ketuban pecah itu awalnya gigi, sakti jantung gigi gigi juga. Jadi masalah gigi ini sangat berpengaruh terhadap kesehatan tubuh kita," katanya.