Kamis 02 Sep 2021 10:31 WIB

Korpri Jabar Diminta Jadi Organisasi Dinamis dan Inovatif

Dinamis, inovatif, kolaboratif, adalah cara berbeda dalam mengelola organisasi.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Mas Alamil Huda
Anggota Korpri (ilustrasi)
Foto: Republika/Darmawan
Anggota Korpri (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil meminta organisasi Korpri mengasah birokrasi dinamis, inovatif, dan kolaboratif sebagai bagian adaptasi dengan pandemi Covid-19. Ridwan Kamil mengungkapkan hal tersebut saat mengukuhkan Dewan Pengurus Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) Provinsi Jabar Masa Bakti 2021-2026 via konferensi video dari Gedung Pakuan, Kota Bandung, Rabu (1/9) malam. 

Menurut Ridwan Kamil, prinsip dinamis, inovatif, kolaboratif, adalah cara berbeda dalam mengelola organisasi yang harus dimiliki Korpri sebagai wadah pegawai negeri sipil (PNS). Jangan sampai anggota Korpri masih menggunakan cara lama dan sistem birokrasi aturan yang serba kaku. 

“Pola-pola ini masih berlangsung pada pola pikir sebagian besar birokrasi kita. Kita hari ini sudah bergeser menuju tahapan kedua yaitu birokrasi berdasarkan performa,” ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil.

Emil pun tidak mempermasalahkan ajang penghargaan yang diberikan satu kementerian kepada birokrasi di daerah untuk memacu etos kerja dan meningkatkan kinerja. “Ini (penghargaan) tidak ada masalah, tapi masalahnya negara lain tidak di level ini,” katanya. 

Oleh karena itu, ia berharap DP Korpri Jabar bisa menjadi organisasi pertama di Asia Tenggara yang menerapkan sistem birokrasi dinamis dengan tidak melihat kualitas seseorang dari latar belakang pendidikan saja. “Jadi nanti siapapun bisa diajak dalam proses birokrasi. Seringkali yang ini tidak dipahami. Karena Jabar sudah saya tarik ke tahap dalam birokrasi dinamis ini,” kata Emil. 

Selain itu, Emil berpesan kepada seluruh anggota Korpri Jabar untuk senantiasa mengedepankan tiga hal dalam melayani masyarakat, yakni membentengi integritas, melayani dengan sepenuh hati, dan profesional. “Jadi segitiga pesan itu harus menjadi dasar dalam organisasi ini,” katanya. 

Tak hanya itu, sebuah organisasi pun menurut Emil harus bisa beradaptasi dengan perkembangan zaman yang telah terdisrupsi secara bersamaan oleh pandemi Covid-19 dan industri 4.0. 

Sebuah organisasi, kata dia, umurnya akan panjang jika mampu relevan dengan zaman. Sebaliknya akan pendek umurnya kalau tidak beradaptasi dengan disrupsi. “Bisakah organisasi ini melakukan adaptasi proses perubahan, sehingga menjadi organisasi yang adaptif,” kata Emil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement