Selasa 08 Feb 2022 08:51 WIB

Ridwan Kamil Minta Evaluasi PTM Diarahkan per Kecamatan

Evaluasi PTM harus dilakukan menyusul melonjaknya kasus Covid-19 di sejumlah daerah. 

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Aktivitas belajar mengajar di SDN 065 Cihampelas Bandung, Jawa Barat, Senin (7/2/2022). Pemerintah Kota Bandung kembali melakukan pengetatan aktivitas masyarakat termasuk pembelajaran tatap muka (PTM) menjadi 50 persen guna mencegah penyebaran Covid-19 di lingkungan sekolah.
Foto: Antara/Raisan Al Farisi
Aktivitas belajar mengajar di SDN 065 Cihampelas Bandung, Jawa Barat, Senin (7/2/2022). Pemerintah Kota Bandung kembali melakukan pengetatan aktivitas masyarakat termasuk pembelajaran tatap muka (PTM) menjadi 50 persen guna mencegah penyebaran Covid-19 di lingkungan sekolah.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, kebijakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) pada sejumlah sekolah di Jabar akan dilakukan secara mikro. Artinya, evaluasi PTM akan diarahkan berdasarkan setiap kecamatan.

Menurut Ridwan Kamil, evaluasi PTM harus dilakukan menyusul melonjaknya kasus Covid-19 di sejumlah daerah. Termasuk, menimpa pelajar.

Misalnya saja, di SMAN 3 Bandung terdapat 19 siswa yang dinyatakan positif Covid-19, pada Senin (7/2/2022). Selain itu, sebanyak 12 siswa SMAN 5 Bandung dinyatakan terpapar Covid-19 pada Kamis (3/2/2022). 

Sementara itu di Bogor, sembilan sekolah setingkat SMA yang terkonfirmasi positif Covid-19, dengan jumlah pasien positif sebanyak 33 kasus tercatat pada 31 Januari 2022 lalu. Sekolah tersebut antara lain SMAN 6 sebanyak 15 kasus, SMA Bina Insani sebanyak 10 kasus, SMAN 1 sebanyak dua kasus, SMA Regina Pacis satu kasus, SMAN 2 satu kasus. Kemudian, SMAN 3 satu kasus, SMAN 7 satu kasus, SMAN 8 satu kasus dan SMAN 10 satu kasus.

"Jadi evaluasi PTM nanti diarahkan per-kecamatan," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, Senin petang (7/2/2022).

Emil mencotohkan, untuk Bogor ke arah Banten cenderung lebih sedikit yang terpapar Covid-19. Sementara Bogor ke arah Jakarta cukup tinggi. Maka, PTM di Bogor ke arah Jakarta tentulah tidak sama dengan kebijakan PTM Bogor yang ke arah Banten.

Contohnya, kata dia, Bogor yang ke arah Banten sedikit, Bogor ke Jakarta tinggi. Maka, PTM Bogor ke arah Jakarta tentulah tidak sama dengan kebijakan PTM Bogor yang ke arah Banten.

"Itu yang saya sampaikan, level tiga ada iya bahwa penerapannya akan diskalakan secara mikro," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement