Jumat 06 May 2022 10:41 WIB

Ridwan Kamil Lakukan Antisipasi Arus Balik Beserta Ancamannya

Izin mudik untuk kali pertama dalam tiga tahun pandemi membawa konsekuensi serius. 

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (kedua kanan) mendengarkan pemaparan dari Kapolresta Bandung Kombes Pol Kusworo Wibowo (kanan) saat meninjau Pos Terpadu Cileunyi.
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (kedua kanan) mendengarkan pemaparan dari Kapolresta Bandung Kombes Pol Kusworo Wibowo (kanan) saat meninjau Pos Terpadu Cileunyi.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Jawa Barat telah mengantisipasi arus balik dan ancaman yang menyertainya yakni penyebaran Covid-19 dan gelombang pendatang dari desa atau urbanisasi. Menurut Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, izin mudik untuk kali pertama dalam tiga tahun pandemi dari Pemerintah Pusat membawa konsekuensi serius. 

Ridwan Kamil mengatakan, arus balik di Jabar hingga Kamis (5/5/2022) malam masih dalam situasi terkendali. Semua pihak mulai dari kepolisian, dinas perhubungan, dan pemda kabupaten/kota, serta stakeholders pendukung lain telah melakukan tugasnya sesuai dengan skenario.

"Alhmdulillah hingga saat ini (arus balik di Jabar) relatif lancar. Hal ini saya kira berkat dari berbagai upaya yang dilakukan seperti pemberlakuan satu arah kendaraan di jalan tol, contra flow, relatif berhasil" ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, dalam siaran persnya, Jumat (6/5).

Emil menjelaskan, hal yang menjadi fokus Jabar saat ini adalah pergerakan wisatawan lokal dan luar. Jabar selain sebagai daerah perlintasan juga sebagai tujuan pariwisata.

"Fokus kami sekarang penanganan wisata karena jutaan orang bisa jadi berpikiran yang sama, setelah Idul Ffitri, ya ke mana lagi selain wisata. Maka untuk mengantisipasi Covid-19 , semua tempat wisata diminta mengetatkan skrining pengunjung (dengan aplikasi PeduliLindungi)," paparnya.

Terkait fenomena pendatang baru setelah Lebaran yang biasa terjadi, Emil meyakini, fenomena itu di Jabar trennya terus menurun berkat berbagai upaya yang dilakukan Pemda Prov Jabar untuk mencegah urbanisasi.

Menurutnya, pihaknya sudah mengupayakan mengubah mindset terutama generasi milenial yang mau mencari kerja di kota dengan berbagai program seperti Petani Milenial, digitalisasi desa, satu desa satu perusahaan, dan lain-lain. 

"Berbagai program itu bisa melahirkan pemikiran baru yaitu tinggal di desa rezeki kota" katanya.

Selain itu Emil juga berharap, investasi di Jabar yang ranking satu nasional bisa membantu lapangan pekerjaan. Investasi di Jabar tahun lalu mencapai Rp 136 triliun, bisa mendorong bertambahnya lapangan kerja, karena logikanya dengan Rp 1 trilun rupiah investasi, bisa menyerap 800-1.000 lapangan pekerjaan. 

"Selain itu akibat disrupsi 4.0 dan disrupsi pandemi memaksa gaya hidup baru dalam ekonomi, di antaranya dengan digitalisasi," paparnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement