REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, pendidikan di Jabar akan terus berkembang pesat. Hal itu terbukti dengan penerapan Badan Layanan Umum Daerah pada 35 Sekolah Menengah Kejuruan se-Jabar. Hasil positif dalam penerapan sekolah berbasis BLUD tersebut dibuktikan oleh SMKN 9 Kota Bandung.
Gubernur meninjau beberapa fasilitas seperti kelas kecantikan, ruang tata boga, hingga penyediaan kamar hotel yang menjadi pemasukan per tahun. Dia mengatakan, sumber daya manusia (SDM) pendidikan di Jabar menunjukan mampu beradaptasi dalam menghasilkan prestasi. Salah satu contohnya adalah SMKN 9 Kota Bandung, yang bisa menghasilkan Rp 2 miliar setahun berkat penerapan BLUD.
"Akhirnya SDM di Jawa Barat mampu beradaptasi dengan prestasi. SMKN 9 Kota Bandung dapat penghasilan Rp 2 miliar per tahun karena hasil dari keputusan tersebut," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, di SMKN 9 Kota Bandung saat mengecek kesiapan hari pertama sekolah, sekaligus melaksanakan halal bihalal, Senin petang (9/5/2022).
Setelah meninjau fasilitas yang akan dijadikan contoh untuk beberapa sekolah lainnya, Emil mengatakan, hal ini bisa terwujud berkat kerja sama antara Dinas Pendidikan Provinsi Jabar dan beberapa stakeholder. Sehingga, dapat menghasilkan lulusan SMK yang memiliki masa depan.
"Pendidikan itu elemen terpenting dalam kehidupan manusia untuk meningkatkan harkatnya. Eksistensi manusia masa depan akan gemilang kalau pendidikannya disiapkan," katanya.
Menurut Emil, fasilitas yang ada di SMKN 9 Kota Bandung merupakan respons nyata, bahwa pendidikan di Jabar bisa selangkah lebih maju untuk menatap adaptasi kebiasaan baru di masa yang akan datang.
"Masa depan dunia itu salah satunya melahirkan mobil listrik, itu contoh adaptasi, wujud dari pendidikan yang beradaptasi dengan perkembangan zaman," kata Emil.
Dinas Pendidikan Provinsi Jabar pun, kata dia, telah menyiapkan beberapa kurikulum untuk menumbuhkembangkan karakter pelajar yang adaptif terhadap perubahan zaman. "Jawa Barat menyiapkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan pendidikan di Jabar, yaitu Kurikulum Jabar Masagi, Kurikulum Pendidikan Antikorupsi, dan Kurikulum Industri," kata Emil.
Emil berharap, melalui kurikulum tersebut insan pendidikan di Jabar bisa cakap digital. Selain itu, ia meminta Kadisdik Jabar untuk memberikan apresiasi kepada kepala sekolah yang berprestasi dengan perubahan-perubahan brilian.
"Teorinya jangan sampai insan pendidikan tidak beradaptasi dengan kecanggihan teknologi. Saya ingin Kadisdik memberikan apresiasi kepada institusi dibawahnya, sehingga orang bersemangat," kata Emil.