Senin 17 Oct 2022 05:25 WIB

Oknum Satpol PP Halau Wartawan dan Larang Merekam Saat Liput Tari Topeng 

Bupati Nina marah saat wartawan menolak diajak foto bareng.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Agus Yulianto
Sejumlah penari memainkan tarian Topeng Klana saat pencatatan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) di Indramayu, Jawa Barat, Sabtu (15/10/2022). Tari Topeng Klana khas Indramayu yang dimainkan oleh 7.891 penari yang terdiri dari Pelajar, guru, dan ASN tersebut berhasil memecahkan rekor MURI tari Topeng Klana dengan jumlah perserta terbanyak.
Foto: Antara/Dedhez Anggara
Sejumlah penari memainkan tarian Topeng Klana saat pencatatan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) di Indramayu, Jawa Barat, Sabtu (15/10/2022). Tari Topeng Klana khas Indramayu yang dimainkan oleh 7.891 penari yang terdiri dari Pelajar, guru, dan ASN tersebut berhasil memecahkan rekor MURI tari Topeng Klana dengan jumlah perserta terbanyak.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Penghalangan proses meliput tari topeng rekor muri di Kabupaten Indramayu, dirasakan sejumlah wartawan, sabtu (15/10/2022). Kronologi bermula saat wartawan Tv One, Opih Riharjo, hendak mengambil gambar liputan tari topeng rekor muri. 

Saat itu, rombongan bupati Indramayu memasuki panggung utama. Namun, wartawan Tv One tersebut dihalau oleh Satpol PP untuk menepi.

 

photo
Sebanyak 7.891 penari Topeng Kelana di Kabupaten Indramayu berhasil meraih rekor MURI ‘Pagelaran Tari Topeng Kelana Oleh Penari Terbanyak’, Sabtu (15/10/2022). Pemecahan rekor itu menjadi bagian dari rangkaian Hari Jadi ke-495 Indramayu. - (Diskominfo Kab Indramayu)

 

"Saya juga menyadari bahwa hal itu sesuai SOP. Namun, saat hendak mengambil gambar bupati menari di panggung, saya dihalau oknum satpol PP," ucapnya. 

"Padahal, saya sudah menjelaskan dari media, dan memakai id card, namun satpol pp bersikukuh wartawan tidak boleh berada di lokasi depan panggung, tempat jalan bupati Indramayu" kata Opih lagi. 

Setelah itu, wartawan Tv One beralih menuju para penari di bawah panggung, namun tetap dihalangi ke samping hingga kesulitan mengambil gambar. Tak hanya itu, oknum satpol PP tersebut sempat menepis HP Opih yang digunakan untuk merekam. 

Sementara itu, pelarangan merekam kepada wartawan juga terjadi usai pentas tari rekor muri di Indramayu tersebut. Kronologi berawal, saat sejumlah jurnalis diminta naik ke panggung untuk sesi foto dan wawancara, namun pada saat sesi foto anggota Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Cirebon Raya, yakni Faizal wartawan Metro TV, Jerry wartawan Transmedia dan Sudedi wartawan detik.com, dan Kholid wartawan RTV, memilih untuk tidak mau foto dengan alasan sudah banyak wartawan yang berfoto dengan bupati, dan mau mengambil sesi wawancara saja. 

Setelah itu, Bupati Indramayu menoleh dan meminta agar anggota IJTI juga ikut foto bersama. Kholid yang saat itu menoleh, mendekat karena ketua IJTI mendorong untuk mewakili IJTI foto bersama, sedangkan ketiganya masih berada di depan. Bupati pun kembali menoleh ke belakang dan meminta agar foto bersama, dan panggung dalam kondisi sudah penuh untuk berfoto. 

Namun, sebelum sesi foto dimulai, tiba-tiba dan tanpa sebab, Bupati Indramayu, Nina Agustina, langsung memarahi kepada Faizal, Sudedi, dan Jerry dengan alasan kenapa tidak mau foto. Bahkan, hingga adanya pelarangan menggunakan masker kepada saudara Faizal. "Kamu make masker, jijik tah?" ujar Bupati Indramayu. 

Kemudian Faizal membuka masker, dan berkata "Apakah ada yang salah bu?" kata Faizal. 

Setelah itu, seolah mengalihkan argumen dengan masalah politik antara bupati Indramayu dan wakil bupati Indramayu, dengan perintah wartawan tidak boleh merekam.

Tak sampai disitu, Faizal mencoba beragumentasi, namun tidak diberi kesempatan oleh Bupati Indramayu, dan tampak dengan jelas ada anggota Satpol PP dan ajudan Bupati menggiring anggota IJTI Cirebon Raya untuk turun dari panggung.

Terakhir, salah satu ajudan Bupati Indramayu nampak memegang HP Sudedi, yang merupakan anggota IJTI Cirebon Raya, untuk tidak merekam dengan menggunakan HP.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement