Sabtu 15 Apr 2023 05:27 WIB

Kemenkes Konfirmasi Dua Kasus Arcturus

WHO menyatakan arcturus sebagai varian dalam pemantauan sekaligus yang paling menular

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Agus Yulianto
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 sekaligus Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (Dirjen P2P) Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmizi.
Foto: DOk BNPB
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 sekaligus Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (Dirjen P2P) Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmizi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melalui Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, Siti Nadia Tarmizi, mengatakan, memang benar sudah ada varian baru Covid-19 XBB.1.16 atau subvarian Arcturus. Dalam pernyataan dia, kasus yang dikonfirmasi sudah ada dua orang.

“Ya, sudah ada dua orang,” kata Siti Nadia di Jakarta kepada awak media, Jumat (14/4/2023).

Dua kasus itu, diketahui muncul pada akhir Maret lalu, 23 dan 27 Maret dan salah satunya pelaku perjalanan luar negeri (PPLN). Ditanya asal kasus yang ada itu, dia tak memerincinya lebih jauh, tetapi menjelaskan kondisi pasien yang telah sembuh.

Diketahui, pada akhir Maret, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan arcturus sebagai varian dalam pemantauan sekaligus yang paling menular. Tampaknya, varian baru ini memunculkan gejala baru pada anak-anak, gejala yang jarang terpicu oleh subvarian omicron lainnya.

Dijuluki sebagai arcturus, XBB.1.16 memicu lonjakan di banyak negara, termasuk Amerika Serikat (AS), Singapura, dan Australia. Indonesia pun telah mencatat dua kasus Covid-19 akibat infeksi arcturus. Kedua pasien dinyatakan telah sembuh.

Sebuah studi pracetak dari para ilmuwan di University of Tokyo di Jepang mensinyalir varian tersebut menyebar sekitar 1,17 hingga 1,27 kali lebih efisien daripada kerabat XBB.1 dan XBB.1.5. Oleh karena itu, varian akan menyebar ke seluruh dunia dalam waktu dekat dan tampaknya kuat melawan antibodi dibandingkan varian virus lainnya yang menjadi penyebab Covid-19.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement