Ahad 01 Oct 2023 16:08 WIB

Tangani Dampak Kekeringan di Kota Tasikmalaya, 1,1 Juta Liter Air Disalurkan

Dilaporkan ada sekitar 11.548 kepala keluarga yang terdampak kekeringan.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Irfan Fitrat
(ILUSTRASI) Penyaluran bantuan air bersih ke daerah terdampak kekeringan di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat.
Foto: Republika/ Bayu Adji P
(ILUSTRASI) Penyaluran bantuan air bersih ke daerah terdampak kekeringan di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA — Masalah kekeringan pada musim kemarau ini dilaporkan di 24 kelurahan wilayah Kota Tasikmalaya, Jawa Barat. Wilayah terdampak kekeringan itu tersebar di delapan kecamatan.

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tasikmalaya, masalah kekeringan dilaporkan di wilayah Kecamatan Tawang, Purbaratu, Kawalu, dan Tamansari. Selain itu, di wilayah Kecamatan Bungursari, Mangkubumi, Cipedes, dan Cibeureum. Dilaporkan ada sekitar 11.548 kepala keluarga (KK) atau 34.907 jiwa yang terdampak kekeringan.

Baca Juga

Untuk membantu warga terdampak kekeringan, Kepala Pelaksana BPBD Kota Tasikmalaya Ucu Anwar mengatakan, pihaknya terus berupaya menyalurkan air bersih. Dalam sehari, pendistribusian bantuan air bersih disebut bisa dilakukan ke 12 lokasi terdampak kekeringan. 

“Hingga saat ini, kami sudah menghabiskan sekitar 1,1 juta liter air bersih untuk warga terdampak kekeringan,” kata Ucu, Sabtu (30/9/2023).

Sejauh ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya belum menetapkan status tanggap darurat bencana kekeringan. Ucu menyampaikan apresiasi kepada salah satu pengusaha di Kota Tasikmalaya yang memberikan dukungan untuk penyaluran bantuan air bersih bagi warga terdampak kekeringan.

“Selama ini sumber air kita ambil dari Pak Awun (salah seorang pengusaha di Kota Tasikmalaya). Sementara APBD belum kita dapatkan sampai hari ini,” ujar Ucu.

Selain menyalurkan bantuan air bersih, Ucu mengatakan, BPBD Kota Tasikmalaya berupaya mengedukasi masyarakat agar melakukan mitigasi masalah kekeringan ke depan. Salah satu langkah mitigasi yang dapat dilakukan adalah membuat biopori.

“Kami juga minta masyarakat mengurangi alih fungsi lahan, melakukan penanaman, dan membuat embung atau kolam penampung air,” kata Ucu.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement