Kamis 05 Sep 2024 20:31 WIB

RSHS Siapkan Ruangan Khusus untuk Pasien Kasus Mpox

Pada 2023, terdapat empat pasien yang diperiksa terkait kasus Mpox

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Arie Lukihardianti
Direksi dan dokter RSHS Bandung memaparkan tentang kondisi kasus Mpox di Indonesia dan kesiapan rumah sakit dalam menghadapi potensi adanya kasus tersebut, Kamis (5/9/2024).
Foto: M Fauzi Ridwan.
Direksi dan dokter RSHS Bandung memaparkan tentang kondisi kasus Mpox di Indonesia dan kesiapan rumah sakit dalam menghadapi potensi adanya kasus tersebut, Kamis (5/9/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung menyiapkan ruangan khusus bagi pasien-pasien rujukan yang terkena penyakit Mpox. Namun hingga Agustus tahun 2024, mereka belum menerima pasien yang terkonfirmasi positif Mpox.

"Kita memiliki ruangan Kemuning dan RIKK untuk pasien-pasien yang harus dirawat (Mpox). Kita ada lima ruangan," ujar Prof Hendra Gunawan ahli dermatologi umum saat ditemui di RSHS Bandung, Kamis (5/9/2024).

Baca Juga

Prof Hendra mengatakan ruangan khusus tersebut merupakan ruangan isolasi kubikal. Ruangan tersebut dilengkapi oleh peralatan penunjang yang memadai. Hingga 2024, ia mengaku RSHS Bandung belum menerima rujukan pasien kasus Mpox. "Untuk tahun 2024 kita belum ada rujukan pasien atau pasien yang datang sendiri RS Hasan Sadikin," kata Prof Hendra.

Namun pada tahun 2023, kata dia, terdapat empat pasien yang diperiksa terkait kasus Mpox. Dua orang dinyatakan terkonfirmasi positif dan dua orang lainnya hanya mengalami cacar air atau penyakit kulit lainnya.

"Kita duga sebagai suspek itu tahun kemarin ada empat, dua terkonfirmasi dan dua negatif," kata Hendra.

Hendra mengatakan dua orang yang terkonfirmasi positif Mpox sudah sembuh total pada tahun 2023 silam. Satu orang menjalani perawatan di RSHS Bandung sedangkan satu orang lainnya melakukan isolasi mandiri dengan pengawasan secara ketat.

Saat ini, Hendra mengatakan kasus Mpox di dunia mengalami peningkatan dan harus diwaspadai. Selain itu, terdapat varian IIB yang dikategorikan ganas sudah muncul di Thailand. Sedangkan di Indonesia terdapat 88 kasua Mpox mayoritas varian IIB atau dikategorikan ringan.

"Kita harus lebih berhati-hati, kalau memang kegiatannya bukan kegiatan yang esensial atau urgent, tidak kegiatan primer itu sedapat mungkin menghindari kerumunan-kerumunan dan selalu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat," katanya.

Hendra mengatakan penularan Mpox secara langsung melalui kontak kulit dengan kulit termasuk saat hubungan seksual. Sedangkan kontak tidak langsung seperti memegang benda-benda yang terkontaminasi virus Mpox.

Ia menyebut varian IB Mpox dapat dikategorikan mematikan sebab terdapat korban jiwa. Sedangkan varian IIB Mpox relatif jarang terdapat yang meninggal dunia dan sembuh kembali.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement