REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON--Banjir menjadi masalah klasik yang menghantui sejumlah wilayah di Kota Cirebon setiap musim penghujan. Salah satu penyebabnya adalah tingginya sedimentasi sungai Cikalong.
Untuk mengatasi kondisi tersebut, pengerukan sungai Cikalong pun dilakukan oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk Cisanggarung. Pengerukan sungai itu merupakan tindak lanjut dari kunjungan Pemkot Cirebon ke kantor BBWS beberapa waktu lalu.
Kepala BBWS Cimanuk Cisanggarung, Dwi Agus Kuncoro, menjelaskan, pengerjaan sudah dimulai dari muara sungai. Saat ini, pekerjaan itu dilanjutkan ke bagian dalam sungai untuk memastikan aliran air tetap lancar. “Kami menindaklanjuti hasil koordinasi dengan Pak Wali Kota. Kami mulai normalisasi dari muara sungai sejak pertengahan April, dan sekarang kita masuk ke tubuh sungainya. Ini merupakan lokus yang sedang kami tangani,” ujar Dwi, belum lama ini.
BBWS juga menyusun peta penanganan jangka panjang berdasarkan kondisi lapangan. Menurut Dwi, sedimentasi yang terjadi saat ini mencapai satu hingga dua meter. Kondisi itu diperparah dengan pertumbuhan vegetasi liar, seperti rumput, yang menghambat aliran sungai. “Idealnya normalisasi sungai dilakukan lima tahun sekali agar tetap berfungsi maksimal,” katanya.
Wali Kota Cirebon, Effendi Edo pun mengapresiasi kerja cepat dan kolaboratif dari BBWS Cimanuk Cisanggarung. Ia menyebut, sinergi antara pemerintah daerah dan BBWS sangat penting untuk menjawab persoalan klasik banjir yang setiap tahun menghantui Kota Cirebon.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada BBWS Cimanuk Cisanggarung. Ini bentuk kolaborasi nyata antara pemerintah kota dan pemerintah pusat demi keselamatan masyarakat,” kata Effendi, saat meninjau pengerukan Sungai Cikalong.
Effendi juga berharap agar masyarakat turut menjaga kebersihan dan tidak membuang sampah sembarangan di sungai. “Yang paling penting adalah kesadaran kita bersama. Sungai bukan tempat sampah. Kalau kita rawat bersama, kita bisa hindari bencana banjir di masa mendatang,” katanya.
Tak hanya sungai Cikalong, pengerukan itu dijadwalkan berlanjut ke Sungai Kedung Pane, yang juga mengalami kondisi serupa. Selain pengerukan, langkah pemetaan dan identifikasi titik-titik kritis akan dilakukan untuk menentukan strategi penanganan jangka panjang.