REPUBLIKA.CO.ID, CIMAHI -- Wali Kota Cimahi Ngatiyana merespon program Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi soal Piala Anugerah Panca Waluya yang di antaranya memuat setiap kelas di sekolah memiliki toilet. Ngatiyana mengatakan kebijakan itu sulit diimplementasikan dalam waktu dekat ini.
"Masalah kalau 1 ruang harus ada (toilet) itu kan tentu harus ada lahan dan sebagajnya. Kita lihat di lapangan saja nanti. Yang jelas di sekolah ini ada MCK yang representatif dan bersih," ujar Ngatiyana, Sabtu (23/8/2025).
Menurut Ngatiyana, pihaknya melalui Dinas Pendidikan Kota Cimahi, fokus untuk melakukan rehabilitasi terhadap sekolah SD dan SMP. Selain rehab, ada juga penambahan ruang kelas hingga rencana pembangunan gedung sekolah baru.
Sebab hingga saat ini, masih ada sejumlah sekolah menengah pertama baru yang belum memiliki gedung sendiri sehingga harus menumpang di gedung sekolah dasar yang dikelola Dinas Pendidikan Kota Cimahi. "Kita menyiapkan saja dulu sekolah untuk proses belajar mengajar bisa tertampung," kata Ngatiyana.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Cimahi Nana Suyatna menambahkan, pihaknya akan melakukan kajian terlebih dahulu terkait wacana setiap ruang kelas sekolah memiliki toilet. Apalagi ruang kelas di Kota Cimahi tidak luasannya tidak merata.
"Masih kita kaji dulu, mungkin kita melihat dulu pilot project-nya seperti apa. Apalagi lihat ruangan SMPN 6 misalnya kecil-kecil," kata Nana.
Sehingga sesuai arahan Wali Kota Cimahi, kata dia, pihaknya akan fokus melakukan rehabilitasi sekolah-sekolah yang sudah mengalami kerusakan. Bail di tingkat SD maupun SMP negeri yang menjadi kewenangan Pemkot Cimahi. "Yang pertama sesuai arahan pa wali kita rehab dulu bangunan-bangunan yang memang tidak agak layak, kedua berkaitan dengan pembanguan smp yang masih gabung dengan SD," katanya.