Rabu 03 Sep 2025 15:28 WIB

Dimakamkan Bersama Anak, Menantu dan Dua Cucunya, Sahroni Dikenal Rajin Shalat di Masjid

Sosok Sahroni sebagai orang yang baik dan rajin ke masjid.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Arie Lukihardianti
Lima jenazah yang sebelumnya ditemukan tewas di rumah mereka di Jalan Siliwangi Nomor 52 Kelurahan Paoman, Kecamatan/Kabupaten Indramayu, dimakamkan, berdampingan di pemakaman keluarga di Blok Nyi Resik, Desa/Kecamatan Sindang, Kabupaten Indramayu, Rabu (3/9/2025).
Foto: Lilis Sri Handayani
Lima jenazah yang sebelumnya ditemukan tewas di rumah mereka di Jalan Siliwangi Nomor 52 Kelurahan Paoman, Kecamatan/Kabupaten Indramayu, dimakamkan, berdampingan di pemakaman keluarga di Blok Nyi Resik, Desa/Kecamatan Sindang, Kabupaten Indramayu, Rabu (3/9/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU--Jenazah lima keluarga yang sebelumnya ditemukan tewas dalam satu lubang di rumah mereka di Jalan Siliwangi Nomor 52 Kelurahan Paoman, Kecamatan/Kabupaten Indramayu, telah dimakamkan, Rabu (3/9/2025). Mereka dimakamkan berdampingan di pemakaman keluarga di Blok Nyi Resik, Desa/Kecamatan Sindang, Kabupaten Indramayu.

Kelima jenazah itu adalah Sahroni (75), Budi (45) yang merupakan anak dari Sahroni, Euis (40) istri dari Budi, serta R (7) dan bayi berusia delapan bulan yang merupakan anak dari Budi – Euis.

Baca Juga

Pemilik bengkel di seberang rumah Sahroni, Sukarta (40), mengaku jarang mengobrol dengan Sahroni maupun keluarganya. Namun, ia kerap melihat Sahroni selalu pergi ke masjid setiap kali waktu shalat. “Pak Haji Sahroni setiap kali waktu shalat selalu ke luar rumah untuk pergi ke masjid,” katanya.

Hal senada diungkapkan keponakan Sahroni, Niko Hadimulya. Ia mengenal sosok Sahroni sebagai orang yang baik dan rajin ke masjid. “Pak Sahroni selalu on time shalat di masjid,” ujar Niko, saat ditemui usai shalat jenazah terhadap para korban di Masjid Madania Sindang, Kabupaten Indramayu, Rabu (3/9/2025).

Semasa mudanya, Sahroni bekerja di salah satu bank BUMN. Namun setelah pensiun, ia menjalankan usaha burung walet di samping rumahnya. “Kalau Budi awalnya sempat kerja di perbankan di salah satu bank, istrinya ibu rumah tangga. Tapi terakhir Budi kemudian menjalankan usaha grosiran sembako, istrinya juga ikut membantu berjualan,” kata Niko.

Niko mengaku sudah cukup lama tidak bertemu dengan Sahroni. Namun dengan Budi, ia terakhir kali bertemu sekitar dua pekan yang lalu. Selama ini, Budi tidak pernah bercerita memiliki masalah dengan siapapun. Jika bertemu, pembicaraan di antara keduanya hanya seputar ajakan bisnis.

Niko menjelaskan, Sahroni memiliki dua anak. Yakni, Budi dan Wawan Indrawan. Namun, Wawan sudah lebih dulu meninggal dunia. Begitu pula istri Sahroni. Selama ini, Sahroni hidup bersama anaknya, Budi, menantunya, Euis, dan dua cucunya.

Meninggalnya Sahroni bersama anak, menantu dan dua cucunya itupun menimbulkan kesedihan yang mendalam bagi keluarga besar mereka. “Kami semua merasa berat, mereka orang baik. Kami merasa kehilangan, apalagi kehilangan satu keluarga,” kata seorang kerabat Sahroni, Agus Suhendri.

Baik Niko maupun Agus mengungkapkan, pihak keluarga berharap agar kasus itu segera terungkap. Selain itu, pelaku secepatnya ditangkap dan dihukum berat

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement