Rabu 10 Sep 2025 15:01 WIB

Empat Orang di Satu Keluarga di Cianjur Alami Gangguan Jiwa

Gejala gangguan kejiwaan yang dialami Ai dan Asep tergolong lebih parah

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Arie Lukihardianti
Empat orang dari satu keluarga di RT 01 RW 03, Kampung Sabandar Kidul, Desa Sabandar, Kecamatan Karang Tengah, Kabupaten Cianjur mengalami gangguan kejiwaan dan depresi sejak beberapa tahun terakhir. Mereka pun mengalami kesulitan ekonomi.
Foto: Dok Republika.
Empat orang dari satu keluarga di RT 01 RW 03, Kampung Sabandar Kidul, Desa Sabandar, Kecamatan Karang Tengah, Kabupaten Cianjur mengalami gangguan kejiwaan dan depresi sejak beberapa tahun terakhir. Mereka pun mengalami kesulitan ekonomi.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Satu keluarga di RT 01 RW 03, Kampung Sabandar Kidul, Desa Sabandar, Kecamatan Karang Tengah, Kabupaten Cianjur mengalami gangguan kejiwaan dan depresi sejak beberapa tahun terakhir. Mereka pun mengalami kesulitan ekonomi.

Tetangga korban yang juga perangkat RT Yana Mulyana mengatakan anggota keluarga yang mengalami gangguan kejiwaan yaitu Ai Yulianti (40 tahun) sejak tujuh tahun lalu setelah bercerai dengan suaminya. Kemudian beberapa tahun kemudian, kedua adiknya Asep Saepuloh (38 tahun) dan Rizki Nurfalah (33 tahun) mengalami hal serupa.

Baca Juga

Tidak hanya itu, anak dari Ai Yulianti, Resa Armelia (20 tahun) mengalami gangguan depresi.  "Kalau gak salah penyebabnya Bu Ai karena cerai sama suaminya," ujar Yana, saat dihubungi, Rabu (10/9/2025).

Yana mengatakan, gejala gangguan kejiwaan yang dialami Ai dan Asep tergolong lebih parah karena pernah mengamuk dan mengkonsumsi makanan tidak laik. Sedangkan yang relatif ringan yaitu Resa dan Rizki dimana sempat diberi obat tapi enggan.

"Gejala parah badan tidak diurus, suka ke pasar pulang bawa sayuran busuk, makanan gak laik makan. Kadang naik ojek dari mana belum bayar. Pernah ngamuk sekali tapi gak sering. Yang ringan depresi aja," kata dia.

Menurut Yana, pihak puskesmas telah mendatangi satu keluarga tersebut beberapa hari lalu pascaheboh di media sosial. Sejak tujuh tahun lalu pun, Yana mengatakan puskesmas sempat datang mengobati akan tetapi sudah lama tidak datang mengecek. "Hasil diagnosis kepala puskesmas saya dengar semua masih bisa ditanggulangi sama obat," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement