Rabu 20 Aug 2025 13:54 WIB

Derita Balita yang Meninggal Tubuhnya Dipenuhi Cacing Gelang di Sukabumi, Ibu ODGJ Bapak Kena TBC

Raya meninggal dunia dengan kondisi tubuh dipenuhi cacing,

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Arie Lukihardianti
Cacing dalam tubuh (ilustrasi)
Foto: boldsky.com
Cacing dalam tubuh (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Balita Raya (3 tahun) meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Syamsudin Kabupaten Sukabumi dengan kondisi tubuh penuh cacing gelang. Ibunya, mengalami gangguan kejiwaan sedangkan bapaknya mengalami sakit TBC.

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengatakan, orangtua Raya telah dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Pihaknya tengah memberikan penanganan serta mendalami penyebab kematian Raya dan penyakit yang dialami orangtuanya.

Baca Juga

"Hari ini orang tuanya sudah di rumah sakit Welas Asih lagi saya tanganin karena kan mengalami gangguan kejiwaan dan TBC kita sedang tangani dan kita juga ingin melakukan analisis apa sih yang terjadi," ujar Dedi, Rabu (20/8/2025).

Dedi merasa geram karena terdapat kasus tersebut lepas dari pantauan pemerintah setempat dan tidak terperhatikan. Ia mengaku selama ini banyak masyarakat yang mengadu ke rumahnya terkait kesehatan dan masalah lainnya.

"Kenapa sampai lolos, tidak terperhatikan oleh lingkungan desa setempat, bidan setempat, puskesmas setempat dinas kesehatan, bupati nah ini kan pembelajaran penting," kata dia.

Ia mengaku sering menerima tamu warga di rumahnya karena tidak memiliki akses ataupun mengalami gangguan kejiwaan.

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Syamsudin Sukabumi mengungkapkan kronologi seorang balita bernama Raya meninggal dunia dengan kondisi tubuh dipenuhi cacing, Rabu (13/8/2025). Ia sempat dirawat di instalasi gawat darurat (IGD) dan ruang ICU.

"Raya diantar ke IGD kami di RSUD sekitar tanggal 13 Juli jam 20.00 WIB, kondisinya sudah tidak sadar dan ketika dikonfirmasi kapan tidak sadarnya sudah 1 hari yang lalu, berarti tanggal 12 nya, datang ke kami kondisinya sudah berat," ucap Humas RSUD Syamsuddin, dr Irfan, Rabu (20/8/2025).

Ia menuturkan pihaknya langsung melakukan asesmen media mulai pengecekan tanda vital, mengecek tensi yang sudah turun. Pihaknya langsung menginfus dan melakukan observasi secara ketat.

"Sembari konsul ke dokter spesialis anak, setelah stabil sudah bisa dipindah ke ruang intensif anak atau picu," kata dia.

Selama masa observasi, ia mengatakan pihaknya menggali informasi kepada orangtua bayi dan didapati bahwa salah seorang orangtua sedang menjalani pengobatan TB paru. Pihaknya mengindikasikan bayi mengalami penurunan kesadaran karena TBC.

"Ternyata ditemukan cacing yang keluar dari hidungnya, ketika ada cacing kita jadi berpikir lain, ini gak sadarnya karena infeksi cacing tadi yang biasanya sudah menyebar ke otak kalau sudah parah," kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement