REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi merasa geram kepada Bupati Sukabumi atas peristiwa balita Raya (3 tahun) yang meninggal dengan kondisi dipenuhi cacing gelang beberapa waktu lalu. Ia pun menyoroti kondisi infrastruktur Kabupaten Sukabumi yang buruk.
"Ini bupati kita tegur lho, kita tegur keras, ini tidak boleh lagi landai seperti itu. Sukabumi itu kan problemnya banyak, infrastrukturnya buruk," ujar Dedi Mulyadi, Rabu (20/8/2025).
Dedi mengatakan, terdapat 9.000 rumah terdampak gempa di Sukabumi yang belum terehabilitasi dan memerlukan kerja keras dan kecekatan dari bupati. Dedi Mulyadi meminta agar bupati lebih proaktif. "Saya minta untuk proaktif, bukan hanya gubernur yang proaktif," katanya.
Dedi menyebut, akan membuat sistem yaitu koordinator kepala desa di tiap kecamatan. Selain itu terdapat koordinator di tingkat kabupaten dan kota. "Nah nanti masyarakat boleh lapor, harus lapor ke kepala desanya. Kepala desanya nanti kan whatsapp kan cepat," kata dia.
Setelah itu, kata Dedi, kepala desa melapor ke kecamatan dan dilaporkan ke kabupaten. Selanjutnya dapat mengakses ke dirinya. "Kalau saya langsung akses ke 5 ribu kepala desa itu whatsappnya nanti macam-macam bukan yang berkepentingan Jadi saya akan membuat seperti itu untuk percepatan layanan publik di masyarakat," kata dia.
Sebelumnya, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Syamsudin Sukabumi mengungkapkan kronologi seorang balita bernama Raya meninggal dunia dengan kondisi tubuh dipenuhi cacing, Rabu (13/8/2025). Ia sempat dirawat di instalasi gawat darurat (IGD) dan ruang ICU.
"Raya diantar ke IGD kami di RSUD sekitar tanggal 13 Juli jam 20.00 WIB, kondisinya sudah tidak sadar dan ketika dikonfirmasi kapan tidak sadarnya sudah 1 hari yang lalu, berarti tanggal 12 nya, datang ke kami kondisinya sudah berat," ucap Humas RSUD Syamsuddin, dr Irfan, Rabu (20/8/2025).
Ia menuturkan pihaknya langsung melakukan asesmen media mulai pengecekan tanda vital, mengecek tensi yang sudah turun. Pihaknya langsung menginfus dan melakukan observasi secara ketat.
"Sembari konsul ke dokter spesialis anak, setelah stabil sudah bisa dipindah ke ruang intensif anak atau picu," kata dia.
Selama masa observasi, ia mengatakan pihaknya menggali informasi kepada orangtua bayi dan didapati bahwa salah seorang orangtua sedang menjalani pengobatan TB paru. Pihaknya mengindikasikan bayi mengalami penurunan kesadaran karena TBC.
"Ternyata ditemukan cacing yang keluar dari hidungnya, ketika ada cacing kita jadi berpikir lain, ini gak sadarnya karena infeksi cacing tadi yang biasanya sudah menyebar ke otak kalau sudah parah," kata dia.