REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi disentil mahasiswa terkait kondisi Kota Bandung yang berada di peringkat pertama terkait kemacetan se-Indonesia. Para mahasiswa pun menilai kemacetan di Kota Bandung dalam kondisi yang sudah parah.
Para mahasiswa menyampaikan sejumlah kritikan kepada Gubernur Jawa Barat, Pangdam III Siliwangi dan Kapolda Jawa Barat saat acara forum mahasiswa yang digelar Pemprov Jabar di halaman Gedung Sate, Rabu (3/9/2025). Para mahasiswa pun menyampaikan kritikan lainnya seperti kekerasan yang dialami mahasiswa oleh aparat.
Merespons kemacetan di Kota Bandung, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengatakan pembangunan transportasi massal di Bandung Raya akan terintegrasi. Pembangunan tersebut memerlukan biaya yang sangat mahal.
"Itu kan terintegrasi dan itu memerlukan biaya yang sangat mahal dan kita kan sudah punya orientasi," ujar Dedi, seusai acara forum mahasiswa di Gedung Sate, Rabu (3/9/2025).
Dedi melanjutkan, langkah yang bakal dilakukan yaitu membangun infrastruktur jalan. Selanjutnya pada tahun 2027 akan membangun sistem transportasi darat terkonseksi.
"Setelah infrastruktur jalan, maka di 2027 kita sudah mengarah membangun sistem transportasi darat terkoneksi," kata dia.
Sebelumnya, Wali Kota Bandung Muhammad Farhan mengaku tengah menyiapkan sejumlah strategi berbasis teknologi dan tata kelola waktu untuk mengurai kemacetan. Salah satunya yaitu mengoptimalkan Area Traffic Control System (ATCS) yang dapat menyesuaikan durasi lampu lalu lintas berdasarkan kepadatan kendaraan secara real-time.
"Pemkot Bandung tengah menjajaki pemanfaatan teknologi Area Traffic Control System (ATCS) yang dapat menyesuaikan durasi lampu lalu lintas berdasarkan kepadatan kendaraan secara real-time," ujar Farhan, Rabu (23/7/2025).